Jumat, 28 April 2017

Kongkow Bareng Aktivis Medika

Bagi saya kumpul dengan orang shaleh itu adalah kegiatan yang berfaedah. Bermula dari postingan saya tentang pesan2 ustadz Jazir ketika saya dan teman2 LPI 6 berkunjung ke masjid jogokariyan yang kemudian di komen oleh Syaikh Fahmi rekan sesama Beasiswa Aktivis Nusantara dan Gus Fajrul kawan saya waktu sama2 belajar di BEM dulu.


Dari postingan itu diajaklah saya oleh fahmi dan fajrul untuk diskusi, agendanya di akhir bulan april karena kebetulan fahmi sendiri masih di kampung inggris Pare saat itu. Sampai lah saya di salah satu angkringan jalan kaliurang, kebetulan yang saat itu hadir baru fahmi. Seperti biasa menanyakan kabar dan kesibukan kemudian perlahan memantik apa yang didapatkan dari kajian2 yang diikuti. Sekitar 30 menitan Gus Fajrul datang dengan switter dan sarung kotak2nya (hipotesis saya mengatakan sarung ini sebagai ekspresi tumbangnya rezim kotak2 di Jakarta, tapi entahlah monggo ditabayyunkan kepada Gus Fajrul), sambil masuk forum gus fajrul mohon maaf telat karena sebelumnya harus menyelesaikan agenda shalawatan pondok, mā shāʾa llāh... saya jadi salut masih banyak ternyata pemuda2 yang menghiduppkan shalawat di pondok2nya.

Saya ndak nyangka di forum ini juga dipertemukan oleh Uda Hafiq, aktivis minang progressif yang bercita2 kedepan membangun kota payakumbuh nan madani dan saat ini kebetulan sedang koas dan Mas Iqbal yang baru pertama saya kenal, ternyata ini anak Kedokteran semua.

Diskusi tentang kajian tadi pun mulai bergeser tentang kepemimpinan dr. Hasto, bupati Kulon Progo yang saat ini menjadi sorotan karena keberhasilannya mengelola Kulon Progo yang berdikari, seorang cendekiawan muslim beraliran marhaen yang benar2 mencintai rakyatnya. (Juga bisa mebaca lebih lengkap disini dan disini)

Ada beberapa poin penting tentang keberhasilan dr. Hasto yang saya garis bawahi dari diskusi semalam terutama tentang keberhasilan beliau mengelola semua aset daerah. Inovasi seperti Tomira (Toko Milik Rakyat) yang merupakan hasil nasionalisasi dari aset2 alfamart, airKu (air kulon progo) produksi air mineral dari masyarakat kulon progo, Raskin diubah menjadi Rasda dimana mampu meningkatkan kualitas beras untuk rakyat pra sejahtera, Batik 88 yang merupakan batik khas kulon progo. Semua inovasi itu direalisasikan dengan semangat Kulon Progo satu, yaitu semua rakyat khususnya PNS harus belanja produk2 itu semua, bangunan2 baru di kulon progo juga harus menggunakan batako khas kulon progo, yaitu batako 8 x 8.  Jadi semuanya terkelola dengan baik, dan rantai ekonomi pun menjadi adil dan merata. Kita doakan semoga kesejahteraan selalu tercurah untuk Bupati dan Rakyat Kulon Progo dan Indonesia secara umumnya.

Saya jadi ingat bahwa saat wisuda S1 (Februari 2016) silam, yang menjadi pematerinya adalah dr. Hasto, track record yang dibangun dokter Hasto adalah akademisi dan praktisi dibidang kesehatan, menjadi pakar obstetri dan beberapa bidang lain menjadi pertanyaan uda hafiq, bagaimana bisa seorang akademisi dengan cepat berhasil di ranah publik. Fahmi coba menjelaskan bahwa setelah dilantik dr. Hasto ijin belajar selama 4 bulan di LEMHANAS tentang manajemen publik dan kemudian menjadi peserta terbaik sehingga mendapatkan kesempatan belajar di Harvar Kennedy School (HKS) tentang public policy and public adminsitration

Pengalaman lain yang mendukung adalah saat beliau mengabdi kurang lebih 5 tahun dipedalaman Kalimantan, saat itu beliau merasakan bagaimana senangnya ketika mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Saat beliau mengobati orang sakit atau menolong orang disana, esok paginya ada saja sesuatu yang dipersembahkan dari rakyat yang mayoritas bersuku dayak. Beliau diberi ayam, buah-buahan dan makanan, yang ditaruh pagi2 sekali sehingga tidak tau siapa yang memberi dan ini memang mejadi ciri khas masyarakat disana ketika mengapresiasi seseorang. Kebahagiaan yang beliau dapat dari kebahagiaan yang orang lain rasakan kemudian menjadi semangat beliau untuk selalu bermanfaat untuk orang lain khsusnya masyarakat Kulon Progo.

Mengutip potongan pidato bung karno di kongres GMNI 1959

"Sebab tanpa massa Marhaen, maka gerakanmu akan menjadi steril ! Karena itu:

Lenyapkan sterilitiet dalam Gerakan Mahasiswa! Nyalakan terus obor kesetiaan terhadap kaum Marhaen! Agar semangat Marhaenisme bernyala-nyala murni! Dan agar yang tidak murni terbakar mati!


Obrolan berlanjut kepada persiapan syaikh fahmi yang sebentar lagi akan melangsungkan akad nikah, tampak disana Gus Fajrul dan Uda Hafiq fokus memperhatikan pemaparan dan antusias untuk bertanya. Fahmi mencoba memaparkan bagaimana persiapan beliau menjelang akad nikah dan preview saat berjuang untuk melamar. Mungkin ini sebab musabab yang hadir kebanyakan teman2 Fahmi di Kedokteran pada diskusi malam ini. Mari kita doakan semoga akad nikah syaikh Fahmi berjalan dengan lancar, Barakallahu laka wa baraka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khair.

Ada suatu hal menarik yang saya catat penting dari pemaparan Fahmi, konteks ini tentang makna kehidupan, aplikasinya bukan hanya soal ketetapan jodoh, lebih luas tentang qadarullah dalam kehidupan, sekeras dan semaksimal apapun kita memperjuangkan apa yang kita inginkan jika Allah belum berkehendak maka mustahil itu terjadi, pun sebaliknya ada saja keberuntungan yang kita dapat jika memang sudah menjadi ketetapan-Nya. Maka mintalah setiap perjalanan hidup yang kita jalani ada sebuah keberkahan, ada sebuah pembelajaran dan diujung nanti apapun hasilnya kita Ikhlas menerimanya karena itu adalah ketetapan-Nya. Insyaallah jika kita ikhlas ada yang lebih baik yang akan Allah berikan untuk kita, saya jadi ingat cuplikan tulisan kang hasan di buku Emakku bukan Kartini, pesan abangnya; "Allah itu menciptakanmu bukan untuk mendzolimi-mu, ada yang terbaik yang Allah kasih untukmu kedepan nanti ".

Selalu mawas diri bahwasanya kehidupan yang sesungguhnya adalah akhirat, dunia semata hanyalah waktu mempersiapkan bekal menuju akhirat. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar