Selasa, 16 Juni 2015

Tentang Kita


Alhamdulillah wacana yang selama ini bertebaran terwujud juga..
Yeay akhirnya bisa kumpul teman2 Ketua lembaga 2014 (walaupun ga full squad).
Semangat menyambut ramadhan semakin meningkat setelah bertemu teman2 keren ini,
ada yang baru balik dari pengabdian di pelosok Nusa tenggara timur, ada juga yang di wakatobi,
ada yang balik dari PKL di Kalimantan dsb, Alhamdulillah bisa saling berbagi dan belajar.
.
Nostalgia saat bersama-sama berjuang di BEM dulu.
Diskusi, kajian, aksi, rapat, dan nongkrong sampai pagi.
Semoga semangat perjuangan itu tetap terus menyala di hati kita masing-masing,
mungkin kita memiliki cara berbeda dalam berjuang, itu bukanlah hal,
karena memang bangsa ini sedang membutuhkan orang yang selalu berjuang dengan keikhlasan.
Semoga kedepannya  semangat merawat bangsa ini tetap selalu menyala entah dimanapun kita nanti.
.
“Jika tua nanti Kita t’lah hidup masing-masing, Ingatlah hari ini”

Minggu, 14 Juni 2015

Tjokroaminoto dan kepemimpinan

Saya ingin berbagi apa yang saya dapat dari bacaan, diskusi, dan seminar yang saya hadiri tentang HOS Tjokroaminoto dan Kepemimpinan. Seminggu yang lalu saya menghadiri Grand Opening Sekolah #Tjokro yang diadakan oleh Beasiswa Aktivis Nusantara Jogjakarta. Acara itu menghadirkan tiga pembicara diantaranya Dr. Aji Dedi M Penulis Buku “Jang Oetama” HOS Tjokroaminoto, Dr. Mukhtasar (Dekan Berprestasi Nasional), Aza El Munadiyan S.Si (Presiden BEM UGM 2010). Dr. Mukhtasar yang berlatar-belakang pendidikan Filsafat Nusantara menjelaskan bagaimana karakter kepemimpinan yang khas dari bumi nusantara tergambarkan oleh sosk Tjokroaminoto. Kepemimpinan adalah sebuah Inovasi dalam pergerakan dan perubahan, begitupula mas Aza selaku aktifis mahasiswa memaparkan aktifis hari ini dan kontribusi di masa mendatang. Keynote Speaker Dr. Aji Dedi M selaku penulis biografi Tjokroaminoto dalam buku “Jang Oetama” menjelaskan sedetailnya tentang Bapak Tjokro. Dr. Aji Dedi M tentu banyak paham tentang kehidupan Bapak Tjokro mengingat sang ayah adalah aktivis Sarekat Islam, kemudian banyak belajar di pneleh dan proses pengumpulan data buku pun sejak 2006 sudah dimulai.

Minggu, 07 Juni 2015

Selembar Cerita untuk Gamada

Baru beberapa hari kemarin timeline sosmed banjir dengan euforia teman2 yang diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) terkhusus kampus kita Universitas Gadjah Mada (UGM). Saya mengucapkan selamat atas keberhasilan teman2 menjadi bagian dari kampus UGM.
Kampus ini tentu mempunyai karakter yang berbeda dengan kampus lain, UGM sering disebut kampus kerakyatan, pancasila, nasional, perjuangan, dan pusat kebudayaan. Tentu wajar jika mengingat sejarah UGM sebagai kampus pertama yang lahir atas pemikiran, semangat juang dan kontribusi dari rakyat Indonesia.
Dulu ketika menjadi maba salah satu alumni mengatakan ; kita yang lulus di UGM punya hutang kepada kawan kita yang belum beruntung masuk UGM, misal jika saya lulus sebagai mahasiswa kimia UGM, rasio perbandingan seleksinya adalah 1 : 4, maka saya punya hutang kepada tiga rekan yang belum beruntung nasibnya.
Sebuah kebanggaan tersendiri menjadi mahasiswa UGM, dengan fasilitas lengkap, laboratorium canggih, sarana dan prasana yang baik dsb. Semua itu tentu tidak terlepas dari sumbangsih rakyat Indonesia, dari pajak mereka lah kita dapat menikmati pendidikan tinggi yang lebih baik, Maka harap bung karno sungguh beralasan.
“Gadjah Mada adalah mata airku, Gadjah Mada adalah Sumberku, Mengalirlahlah kelautnya, Pengabdian kepada Rakyat, Bukan pada kemuktian diri.”-Soekarno 
Kata-kata itulah yang menghiasi gedung pusat UGM sebagai nyawa pengingat semangat perjuangan di masa itu. Bahwasanya mahasiswa UGM dilahirkan untuk mengabdi kepada rakyat bukan pada kepentingan diri sendiri, sungguh sebuah tanggung jawab besar yang kita pikul.
UGM dan Jogjakarta
Idealis memang ketika kita memegang teguh apa yang menjadi cita-cita para founding fathers untuk melahirkan UGM, tentu saja kita juga harus bersiap dengan realita yang ada. Beruntunglah kita menjadi bagian dari UGM adalah menjadi bagian dari Jogjakarta.
Jogjakarta adalah kota yang sangat ramah, dengan budayanya, kesederhanaannya, kebebasannya dsb. Maka wajar Jogja menjadi episentrum dalam melahirkan gagasan2 kebangsaan. Gagasan2 dan pemikiran2 kebangsaaan menjamur di tiap2 warung diskusi. Adalah kewajiban kita menuntut ilmu untuk mengamalkan dimasa mendatang.
Lokasi UGM pun juga sangat dekat dengan masyarakat, kita bisa belajar ke desa dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh, masyarakat jogja yang dikenal dengan keramahannya menjadi semangat baru dalam me-recharge perjuangan belajar di kampus. 
Beasiswa dan dunia kampus
Menjadi mahasiswa baru tentu sangat besar harapan mendapatkan beasiswa, kawan2 jangan cemas dengan beasiswa, sangat banyak beasiswa yang ditawarkan di UGM, bahkan saya pernah mendapatkan tiga beasiswa sekaligus. Kalau boleh saya memberi saran yang paling penting adalah kanal informasi, kencangkanlah sinyal teman2 untuk mengakses informasi, banyak “kepo” informasi baik di website dirmawa, fakultas dsb. Selagi maba maka kenalilah UGM sedekat mungkin, karena semakin dekat kita mengenal sesuatu semakin besar pula cinta kita kepada sesuatu tersebut.

Ketika kita sudah menguasai informasi, tinggal kita menyiapkan diri dimulai dari indeks prestasi, saya kira IPK 3 itu gampang, asalkan kita belajar serius dan manajemen waktu yang baik. Mahasiswa bukan hanya berbicara tentang indeks prestasi tapi juga kompetensi soft skill, yang kemudian kita penuhi dengan cara bergabung di organisasi, Organisasi mahasiswa di UGM pun juga banyak ragamnya mulai dari organisasi pergerakan, keilmuan, minat bakat, kerohanian dsb, kita banyak belajar tentang sosial masyarakat di organisasi yang sangat mendukung kompetensi kita, karena tes beasiswa mulai dari seleksi berkas, tulis dan wawancara modalnya adalah softskill dan wawasan kita.
Selanjutnya yang tak kalah penting, buatlah planning teman2, apa yang teman2 targetkan selama kuliah, tulislah karena seperti yang dikatakan saydina Ali “ikatlah ilmu dengan menuliskannya”, maka tulis semuanya agar menjadi pengingat dan penjaga semangat teman2 berjuang di kampus. Karena orang berhasil tidak hanya bermodal cerdas tapi jauh lebih penting tentang perencanan.
Mahasiswa dan Aksi
Ketika kalian mencoba mengenali UGM lebih dekat maka nantinya kalian akan temukan organisasi eksekutif mahasiswa (BEM, LEM, DEMA dsb). Kata eksekutif yang melekat tentu menjadi sebuah tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa, maka teman-teman punya hak untuk dilayani oleh rekan2 di BEM, ketika teman2 punya masalah perkuliahan, menanyakan beasiswa dsb, jangan sungkan datang kepada sahabat di BEM.

Aksi menjadi identitas tersendiri dari kawan2 yang berjuang di lembaga eksekutif seperti BEM dsb, jangan pernah rekan2 langsung berfikir negatif tentang aksi, karena perubahan2 lahir dari aksi mahasiswa, aksi memperjuangkan uang kuliah berkeadilan, aksi responsif terhadap kebijakan pemerintah dsb. Aksi bisa dilakukan dengan menulis, teater, demonstrasi dsb. Jadi sudah kewajiban kita untuk aksi tinggal kita memilih dengan metode apa, umumnya aksi disamakan dengan demonstrasi, ya terserah kita mendefinisikan makna dari sebuah kata. Kepentingan kita adalah belajar, karena dunia mahasiswa adalah dunia pembelajaran yang sangat berharga dimasa mendatang.
Proses Pembelajaran
Maka manfaatakanlah setiap detik teman2 selama di kampus untuk belajar, belajar dan belajar, karena belajar adalah sebuah kewajiban, hingga nanti ketika teman2 diutus untuk menjadi sarjana UGM, teman2 adalah agen perubahan yang membawa bangsa ini jauh lebih baik, karena seperti pesan bung karno tadi, mahasiswa UGM dilahirkan bukan untuk diri sendiri tapi untuk memberi kebermanfaatan buat orang lain, Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya, menjadi agen2 yang akan mengambil peran dalam melunasi janji-janji kemerdekaan negeri ini. Belajar dan terus belajar.

Selamat Belajar dan Mengabdi untuk Ibu Pertiwi

Sabtu, 06 Juni 2015

Tentang Beasiswa

Sedikit berbagi pengalaman tentang kesempatan saya dalam mengikuti beberapa seleksi beasiswa, Alhamdulillah sepanjang saya belajar di UGM banyak mendapatkan beasiswa, baik dari UGM maupun institusi lain, bersyukur juga di tahun yang sama ada dua sampai tiga beasiswa yang saya dapatkan. Beasiswa bukan hanya sekedar memberikan hadiah uang tapi juga pengalaman dan saudara terbaik, karena itu tidak ada alasan lagi kita tidak mencoba mendapatkan beasiswa. Semoga tulisan ini bermanfaat, karena sebaik baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya.
Beasiswa
Ketika kita ingin mencoba melamar sebuah beasiswa, menurut saya langkah pertama adalah kenali beasiswa tersebut dan diri temen2 sendiri, sekiranya cocok-kah beasiswa itu terhadap diri temen2. Kategori beasiswa pun banyak, ada beasiswa prestasi, kurang mampu, ikatan dinas dsb. Maka mengenal adalah langkah pertama

Ada beasiswa prestasi dari UGM seperti PPA, umumnya beasiswa ini hanya melihat IPK. Beasiswa kurang mampu seperti bidik misi, BBM dsb lebih mengutamakan pertimbangan penghasilan gaji orang tua dan sedikit pertimabangan untuk IPK. Kemudian ada juga beasiswa dari institusi misal seperti Dompet Dhuafa, Tanoto foundation, Karya salemba empat dsb, saya kira institusi ini memiliki catatan sendiri untuk memilih si penerima, apakah mereka sesuai dengan apa yang insitusi tersebut cari.
Tentu saja umumnya orang memberikan sebuah hadiah kepada orang lain diantaranya karena orang tersebut banyak memberikan manfaat kepada orang lain, karena kebaikan ketika diberikan kepada kebaikan maka bumi ini penuh dengan kebaikan, saya kira itu salah satu konsep dalam beasiswa. Jadi wajar didalam tes wawancara orang banyak mengeksplor diri kita, menurut saya intinya adalah seberapa besar kebermanfaatan kita kepada orang lain, karena ketika kita banyak menebar manfaat, orang yang menerima beasiswa tentu yakin, beasiswa yang diberikan akan bermanfaat bagi diri penerima tapi untuk banyak orang.
Berbicara tentang kebaikan tentu kita berbicara tentang wadah, salah satu wadahnya adalah organisasi, benar adanya apa yang dikatakan senior ketika ospek, ikut organisasi menambah kapasitas soft skill, kita belajar menjadi manusia, bagaimana berempati, saling menghargai, merasakan apa yang dirasakan orang lain. Organisasi adalah tempat kita menebar ebermanfaatan. Pengalaman dan Pembelajaran dalam Organisasi adalah kunci kita untuk masuk seleksi beasiswa.

Keuntungan Mendapatkan Beasiswa
Keuntungan secara materil tentu sudah jadi rahasia umum, tapi disini saya mencoba berbagi tentang keuntungan moril, alhamdulillah selama di Ugm saya mendapatkan beasiswa PPA, lembaga pendidikan insani, beasiswa aktivis nusantara dan awardee mapres fmipa ugm. Mendapatkan beasiswa tentu juga mendapatkan banyak jejaring terutama beasiswa dari sebuah institusi. Sepeti beasiswa lembaga pendidikan insani yang sistemnya adalah beasiswa dengan uang pembinaan dan asrama bagi penerima, diasrama ini saya tumbuh dan berkembang berkat pembelajaran dari rekan-rekan satu asrama, sungguh sebuah kesempatan yang sangat disyukuri bertemu dengan 15 orang-orang yang menurut saya sangat istimewa. Begitujuga dengan beasiswa aktivis nusantara dan awardee mapres fmipa ugm, mengenal orang-orang terbaik prestatif dan organisatoris memacu semangat kita untuk lebih baik lagi, menebar kebermanfataan sebanyak-banyaknya.

Beberapa beasiswa juga menawarkan program seperti leadership camp¸ coaching, pengabdian masyarakat dan banyak lainnya. Tentu ini menjadi modal belajar penting bagi kita calon sarjana yang sepatutnya kembali kepada masyarakat untuk menebar ilmu yang diperolah. Sejatinya seorang pelajar tentu tidak ada alasan menolak untuk belajar karena belajar bukan hanya proses didalam kelas tapi juga dilingkungan dan masyarakat, “setiap orang adalah guru dan setiap tempat adalah sekolah”. Terus merasa bodoh agar kita tiada henti untuk belajar.
Catatan dalam proses seleksi
Kunci utama dalam seleksi adalah kejujuran, karena ini menentukan masa depan teman2, bisa saja beasiswa teman2 itu sebenarnya tidak cocok dengan teman2 sehingga temen2 tidak nyaman, dan masih banyak beasiswa lain yang sekiranya cocok, jadi jangan takut gagal, karena gagalpun proses pembelajaran, kedepan masih banyak beasiswa yang menawarkan diri kepada temen2.

Selain itu tetap tenang dan jadi diri sendiri, “kita kuat dan percaya diri bukan karena yakin kepada kekuatan diri, tapi yakin karena Tuhan membersamai”. Pengalaman dan proses pembelajaran yang kita lalui adalah modal kita, jadi jangan takut gagal, karena setiap manusia punya cerita berbeda sehingga itu yang membuat dirinya unik dibanding dengan yang lain.
Semoga sedikit ini bermanfaat, karena sejatinya tulisan ini adalah tulisan seseorang yang masih merasa bodoh dan ingin terus belajar kepada banyak orang dan banyak tempat. Mari sama2 berlomba dalam kebaikan.

Rabu, 03 Juni 2015

SURABAYA

“Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-`Ankabut [29] : 20)