Intisari
Tulisan
ini mengangkat gagasan terkait peran dan solusi HMI terhadap kesejahteraan kaum
mustadh’afin terkhusus kaum buruh, sejatinya aktivis mahasiswa tentu sangat
dekat dengan aktivis buruh setidaknya setiap 1 mei dua gerakan tersebut
bergabung membentuk gerakan besar yang menekan penguasa untuk membuat
kebijakan-kebijakan yang mensejahteraan kaum buruh. Selain itu penulis juga
mencoba mengangkat sejarah gerakan buruh dan masa depan buruh kedepannya,
dimana sebagai aktivis HMI tentu juga ikut mengawal kesejahteraan tersebut.
1.
Pendahuluan
Berbicara
tentang kaum Mustadh’afin tentunya Bang Said Tuhuleley menjadi guru besar bagi
aktivis mahasiswa, bukan hanya HMI tapi seluruh aktivis mahasiswa muslim
sepakat bahwa bang Said adalah Guru besar untuk belajar tentang pemberdayaan
masyarakat dan pembebasan kaum-kaum tertindas (mustah’afin). Bang Said sebagai
legenda HMI dalam masa perjuangannya banyak membawa pemikiran-pemikiran dan
inspirasi untuk terus berjuang meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.
Pada konteks ini penulis ingin mencoba mengangkat pemikiran bang Said dalam
konteks kaum buruh, sejatinya mahasiswa tentu sangat dekat dengan pergerakan
kaum buruh.
Seperti kita
ketahui revolusi besar pertama di dunia salah satunya dalah revolusi bolshevik
yang mampu mengangkat kaum buruh sebagai kelas proletan mampu menggulingkan
kaum borjuis di rusia sehingga paham sosialisme pun menyebar sampai lah di
Indonesia, namun sejatinya paham sosialisme ini tentunya harus disesuiakan
dengan konteks keindonesiaan dan keislaman, buku Islam Sosialisme Tjokroaminoto
tentunya menjadi referensi utama makna sosialisme dalam islam.
Jika melirik
kebijakan pemerintah terhadap kebijakan untuk buruh tentunya melenceng cukup
jauh dengan kesejahteraan rakyat kecil dan buruh, naiknya harga sembako dan
berujung pada sistem outsorching pada buruh tentunya membuat kaum buruh
tertindas, kebijakan-kebijakan inilah yang harus dikawal oleh aktivis HMI
bagaimana mengawal kesejahteraan kaum mustadh’afin terkhusus kaum buruh.
2.
Pembahasan
Quo Vadis Gerakan Buruh
Dalam
sejarah Indonesia dikatakan bahwa gerakan pertama yang ada adalah gerakan
buruh, gerakan massa bermula dari gerakan buruh, barulah kemudian lahir
gerakan-gerakan lain hingga gerakan mahasiswa. Buruh memiliki urgensi dalam
konstelasi demokratisasi maka tidak heran Rueschmeyer dalam bukunya Capitalist
Development and Democracy mengatakan bahwa kelas buruh merupakan kekuatan
pro-demokrasi utama. Melihat sejarah kita dapat menyimpulkan bahwa kaum buruh
sangat profesional dalam melakukan mobilisasi massa dan gerakan politik, selain
itu Gerakan buruh memiliki dampak yang begitu besar, gerakan buruh dapat
mematikan proses produksi. Revolusi
Bolshevik sukses membuktikan itu semua sehingga wajar revolusi bolshevik
menjadi inspirasi bagi Semaun bersama para buruh untuk melakukan revolusi pada
masa penjajahan di Indonesia. Fahmi panimbang menyebutkan Politik gerakan buruh
di Indonesia, seperti halnya di negeri-negeri Asia Tenggara lainnya, memang
telah ditekan sedemikian rupa agar mengadopsi “keserikatburuhan ekonomi”
ketimbang “keserikatburuhan politik” yang dulu hadir dalam masa-masa perlawanan
atas penjajahan. Tradisi “keserikatburuhan politik” pun kini hancur dengan
dampak telah terbatasnya perjuangan buruh pada kesejahteraan ekonomi yang lepas
dari agenda sosial dan politik yang lebih luas. Kita dapat melihat kondisi saat
ini seberapa besarkah kekuatan buruh dalam memberikan tekanan kepada elit
politik. Mungkin arus globalisasi yang begitu besar juga menjadi faktor dalam
memberikan pelemahan kepada buruh dalam hal tekananan kepada kaum elit.
HMI dan Buruh
Gerakan
Buruh di Indonesia tentunya sudah menjadi kawan berjuang aktivis HMI, kita
semua sepakat bahwa ketidak-adilan sangat banyak diterima oleh buruh dan sudah
kewajiban HMI ikut bergerak melawan ketidak-adilan tersebut. Setiap tahun di 1
Mei HMI bersama para buruh bergerilya di jalanan menuntut keadilan, 1 Mei
sebagai simbol perlawanan besar-besaran, meski di tanggal lain pun HMI dan
aktivis buruh juga tetap terus melawan. Seperti apa yang dituliskan oleh Sandra
tentang sejarah pergerakan buruh di Indonesia, 15 september 1945 menjadi
tanggal lahir Barisan Buruh Indonesia (BBI) hingga saat ini organisasi gerakan
buruh terus menyebar, lahir dan terus bergerilya. Sandra juga menggambarkan
bagaimana menghimpun kekuatan sosial revolusi Indonesia dari kaum buruh, dari
tulisan itu kita sadar bahwa kelas buruh tentunya dapat menjadi kaum revolusi
di negeri ini, revolusi Bolshevik sudah menjadi catatan besar sejarah dunia dan
tentunya ini menjadi catatan penting bagi tiap negara untuk berhati-hati
terhadap gerakan buruh. Gerakan Buruh menjadi ladang amal penting bagi aktivis
HMI untuk berdakwah, sebagaimana kita ketahui bahwa paham sosialisme sangat
dekat dengan islam dan sudah sepatutnya aktivis HMI banyak mengambil peran
melawan ketidak-adilan di kaum buruh. Pemikiran dan Pergerakan aktivis HMI
tidak dapat terlepas dari kaum buruh dan ada tanggung jawab HMI untuk
mensejahterakan kaum buruh.
Buruh Hari ini
Terpilihnya
Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia membuat ekspektasi buruh dan
rakyat kecil begitu besar, kesuksesan kepemimpinan jokowi di solo menjadi
inspirasi banyak masyarakat untuk memilih beliau dalam pemilihan gubernur DKI
dan juga pemilihan presiden. Namun sayangnya kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan sangat jauh dari angan. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tidak
stabil dan cenderung naik membuat bahan pokok juga ikut naik, meskipun nantinya
BBM juga bisa turun namun bahan pokok akan tetap dengan harga yang sudah
dinaikkan. Coba rekan-rekan sembari makan di mie ayam (ataupun makanan lain) tanyakan
kepada bapak mie ayam yang berjualan dengan gerobak bagaimana pandangan mereka
terkait kebijakan yang dikeluarkan, ini hanya sekedar langkah kecil untuk kita
membangun empati. Permasalahan utama dari buruh adalah sistem outsourcing.
Merujuk pada Undang Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
Outsourcing (Alih Daya) dikenal sebagai penyediaan jasa tenaga kerja seperti
yang diatur pada pasal 64, 65 dan 66. Dalam dunia Psikologi Industri, tercatat
karyawan outsourcing adalah karyawan kontrak yang dipasok dari sebuah
perusahaan penyedia jasa tenaga outsourcing. Perbedaannya sistem outsourcing
adalah karyawan direkrut oleh perusahaan penyedia tenaga jasa, bukan oleh
perusahaan yang membutuhkan jasanya secara langsung. Nanti, oleh perusahaan
penyedia tenaga jasa, karyawan akan dikirimkan ke perusahaan lain (klien) yang
membutuhkannya. Karyawan outsourcing biasanya bekerja berdasarkan kontrak
dengan perusahaan penyedia jasa bukan perusahaan pengguna jasa, ini yang
menjadi permasalahannya. Sistem outsourcing sendiri hanya lima jenis pekerjaan yang diperbolehkan
menggunakan tenaga outsourcing diantaranya cleaning service, keamanan,
transportasi, katering, dan pemborongan pertambangan. Kompas 1 Mei 2014
memberitakan Pandangan Jokowi terkait Sistem outsourcing ; “Kembali lagi ke
undang-undangnya. Kalau di dalam undang-undangnya tidak boleh menerapkan
outsourcing dan di lapangan ada yang menerapkan, ya tidak benar,” kata Jokowi. Jika
kelak menjadi presiden, lanjut Jokowi, dia akan tetap memimpin berlandaskan
undang-undang dan konstitusi yang berlaku. Sistem outsourcing itu berlaku
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 1 Mei
2016 akan menjadi momen pembuktian dari apa yang telah dikatakan oleh jokowi
pada momen hari buruh tahun lalu, bersama para buruh kita akan menuntut apa
yang disampaikan sang presiden ketika memiliki hajat untuk menjadi orang nomor
satu di negeri ini. Masih banyak keresahan-keresahan yang hadir di tengah kaum
buruh dan masyarakat kelas menengah bawah, setidaknya kita jangan diam, karena
diam adalah kedzoliman, Maka dari itu dari tulisan ini coba menghimbau
rekan-rekan semua untuk melakukan aksi, entah itu demonstrasi, diskusi ataupun
refleksi untuk membangun empati kita kepada rakyat kecil, kepada kaum tertindas,
kepada buruh khususnya. Karena diam adalah pengkhianatan maka aksi adalah
pembuktian, lakukan lah aksi apapun yang menurut kalian itu yang terbaik.
3.
Kesimpulan
Penulis
menyimpulkan bahwasanya gerakan mahasiswa dan gerakan buruh adalah gerakan besar
yang mampu menjanjikan perubahan, namun sebesar apapun gerakan itu tentunya ada
perang dan kewajiban dari tiap kelas yang menyokong gerakan tersebut. Menyoroti
aktivis mahasiswa terkhusus HMI penulis menekankan harus mengawal kebijakan
terkait kesejahteraan buruh tersebut, memulai aksi-aksi kemanusiaan bersama
buruh untuk mengingatkan penguasa terhadap makna kemanusiaan tadi sehingga
penindasan semakin hilang di negeri ini, Penulis optimis gerakan mahasiswa
islam mampu mebawa kesejahteraan buruh bukan hanya materi tapi juga moril,
disinilah dakwah dibutuhkan untuk menguatkan islam di kalangan buruh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar