Rabu, 12 Juni 2013

“Membangun Peran dan Kontribusi dalam Komunitas ASEAN 2015 Dibidang Sains dan Teknologi.”

Kekuatan dunia tidak lagi sepenuhnya dipegang oleh Negara-negara bagian utara (Amerika,dan Eropa) munculnya kekuataan baru dari selatan membuat penyetaraan kekuataan. Brazil, China dan India muncul sebagai negara berkembang yang siap maju melangkahi kekuatan bumi utara. Satu kawasan yang diprediksi akan menjadi kekuataan besar adalah kawasan Asia Tenggara yang terhimpun dalam Association of South East Asia Nations (ASEAN). Kawasan ini memiliki lautan luas, sumberdaya melimpah, dan sosial-budaya yang beranekaragam. Keinginan bersama menjadi sebuah organisasi kawasan yang lebih solid dan maju, membangun kebersamaan untuk satu tujuan (satu visi, satu identitas, satu komunitas), mendorong terciptanya kekompakan, kesamaan visi satu tujuan, kesejahteraan bersama, dan saling peduli diantara Negara-Negara di Kawasan Asia Tenggara membuat ASEAN berintegrasi dengan terbentuknya Komunitas ASEAN 2015 dengan ditopang oleh 3 pilar yaitu, komunitas Politik dan Keamanan ASEAN, komunitas Ekonomi ASEAN dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN.


  1. Pilar Komunitas ASEAN 2015 sebagai dasar membangun integrasi kawasan ASEAN
Pilar Komunitas ASEAN 2015 adalah landasan dalam membangun integrasi kawasan ASEAN,  kita melihat latar belakang berdirinya ASEAN disebabkan oleh adanya kesamaan identitas masyarakat baik segi sosial maupun budaya, ditambah dengan tujuan dalam mempercepat kemajuan ekonomi dan membangun kekuatan bersama dalam suatu kawasan. Namun tujuan besar dari ASEAN belumlah tercapai secara merata sehingga diperlukan sebuah keseriusan dengan membangun integrasi ASEAN dalam bentuk Komunitas ASEAN 2015. Kita ketahui banyak sekali kasus yang membuat renggangnya hubungan antar Negara ASEAN, padahal sudah tertulis kesepakatan menciptakan sebuah perdamaian di kawasan ASEAN.  Banyak hal yang perlu diperhatikan dari permasalahan yang menyangkut tiga pilar tersebut mulai dari kasus perselisih antar agama di Rohingya maupun Thailand selatan, Sengketa di Laut China Selatan yang muncul sebagai salah satu konflik regional di kawasan Asia Tenggara yang sampai saat ini belum menemukan titik terangnya, belum lagi masalah klaim kebudayaan antar Negara dan masalah tenaga kerja luar negeri yang menyangkut permasalahan sosial-budaya serta belum meratanya kemajuan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat di ASEAN, kita dapat membandingkan tingkat kesejahteraan antara Kamboja dengan Singapore.

  1. Peran Sains dan Teknologi dalam menyokong pilar komunitas ASEAN.
Sains dan Teknologi tentu berkaitan erat dengan Ekonomi bisa diibaratkan bak hulu dan hilir di sebuah sungai. Kuncinya ada pada kata Industrialisasi Global, karena sektor Industri berbicara hulu dengan sains-teknologi, dan berbicara hilir dalam segi hal pemasaran dan keuntungan secara Ekonomi. Sains dan Teknologi merupakan sebuah tonggak globalisasi yang sebenarnya. Karena kalau saja kita telaah, perekonomian suatu negara dapatlah berkembang dan maju oleh karena disebabkan perkembangan sains dan teknologi juga maju.
Sekarang kita melihat tingkat kesejahteraan Negara di ASEAN, Singapore masuk dalam klasifikasi Negara Maju berdasarkan data International Monetary Fund (IMF) 2013, kita tidak hanya melihat pendapatan perkapita Negara namun tingkat sumber daya manusia dan teknologi yang dia miliki, dan dari sepuluh Negara ASEAN hanya Singapore yang mampu menjadi Negara dengan kekuatan sumber daya manusia, ekonomi dan perkembangan sains-teknologi yang jauh lebih tinggi dibanding negara ASEAN lainnya. Brunei dapat diklasifikasikan sebagai Negara maju disebabkan oleh pendapatan perkapita dan tingkat kemakmuran, faktor utama Brunei sejahtera adalah Sumber Daya Alamnya, jika dibanding keseimbangan antara ekonomi brunei dan sains-teknologinya tidak begitu relevan karena brunei belum dikenal dengan kecanggihan sains dan teknologi disana.
Melihat tidak meratanya ekonomi dan pengembangan sains dan teknologi di ASEAN tentu kita mahasiswa harus turut punya andil terutama mahasiswa sains-teknologi, menurut saya ketidak-merataan ini menjadi salah satu faktor kedepan Singapore sangat mungkin mendominasi penuh Komunitas ASEAN 2015, belum lagi koalisi-koalisi Negara di luar ASEAN, bisa jadi Indochina sangat disokong oleh Negara Republik Rakyat China (RRC),sedangkan Malaysia dan Singapore bersatu bersama Koalisi Amerika.
Melihat peran dari sektor sains dan teknologi bukan hanya dari pengaruh kestabilan ekonomi namun juga pada sektor pertahanan dan keamanan, senjata high technology mulai menjadi andalan dalam peperangan, senjata bahan kimia maupun senjata berbasis nuklir yang tingkat bahayanya sangat tinggi pun sudah tentu lahir dari ranah sains-teknologi, dengan globalisasi besar ASEAN 2015 ini bukan tidak mungkin proses transaksi senjata-senjata ini semakin mudah dilakukan antar Negara ASEAN
Kita semua berharap ahli sains-teknologi tidak hanya sebagai buruh untuk memenuhi kebutuhan hulu sedangakan sektor hilir menjadi lahan bagi para penguasa untuk saling memperkaya, dan bahkan yang lebih parahnya jangan sampai menjadi budak untuk memuaskan nafsu politik dalam menghancurkan suatu bangsa.
  1. Kerjasama Sains dan Teknologi ASEAN
Untuk meningkatkan kerja sama dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dibentuklah sebuah komite yaitu ASEAN-COST (ASEAN Committee on Science and Technology). ASEAN-COST ini dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kerja sama dalam upaya untuk meningkatkan kemajuan IPTEK di negara anggota ASEAN, meningkatkan kemampuan dan jumlah tenaga ahli ASEAN di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. ASEAN-COST inimemiliki beberapa subkomite yang bergerak dalam bidang kegiatan yang berbedaseperti biotechnology, material science, microelectronics dan new energy sources.

Dalam perkembangannya karena terkendala dana dan sebagainya ASEAN-COST ini melakukan kerjasama dengan negara-negara mitrawacara/ pihak ketiga seperti Australia, Kanada, Jepang, dan Amerika Serikat,meliputi program atau proyek dalam bidang energy, marine sciences, food, microelectronics dan human resources development. Seiring berjalannya waktu ASEAN-COST ini memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap negara-negara mitra wicara seingga beberapa proyek besar yang dapat secara langsung mendukung industrialisasi dan meningkatkan pembangunan nasional negara-negara anggota ASEAN menjadi tertunda. Untuk kedepannya melalui ASEAN Science Fund diharapkan ASEAN dapat mandiri dalam melaksanakan proyek-proyek prioritas. Karena peningkatan pembangunan berkaitan dengan kemampuan dan kemajuan IPTEK.
Pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN 2013  di brunei, Para pemimpin ASEAN telah mengakui bahwa IPTEK merupakan faktor kunci dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraaan masyarakat, mereka telah membayangkan bahwa pada tahun 2020 ASEAN akan memiliki teknologi yang kompetitif, kompeten dalam stategi dan kemampuan teknologi serta kemampuan para ahli dibidang teknologi.
Namun kita dapat melihat bagaimana CAPTA (China Asian Pasifik Trade), negara-negara anggota ASEAN masih harus banyak berbenah dari berbagai sektor. Karena seperti kita lihat bersama, bagaimana produk-produk dari China menguasai perdagangan di negara-negara anggota ASEAN, belum lagi inovasi sains-teknologi dari Jepang dan India yang berkompetisi merebut pasar Industri di kawasan Asia.

  1. Peran Saintis Muda dalam mengawal Komunitas ASEAN 2015
Sudah banyak dijelaskan pada tulisan-tulisan diatas tentang peran sains-teknologi dalam menyokong pilar dari Komunitas ASEAN 2015, untuk memainkan peran tersebut tentu kita melihat bagaimana sumber daya manusianya. Mahasiswa menjadi garda terdepan dalam perubahan sebuah bangsa, sudah barang tentu mengawal isu Komunitas ASEAN 2015 ini menjadi tugas wajib bagi mahasiswa, setidaknya mengawali perubahan kecil dalam diri sendiri, diantaranya ; lebih meningkatkan rasa nasionalisme kita terhadap bangsa Indonesia karena sudah jelas globalisasi besar ini dapat melunturkan rasa cinta kita terhadap tanah air. Mulailah mencari link atau kenalan di luar negeri karena jaringan ini sangat kamu butuhkan setidaknya untuk menjadi tolak ukur sebagaimana kesiapan kita menyambut globalisasi ASEAN 2015. Membangun kompetensi sesuai bidang yang nantinya akan menjadi modal kita dalam berkompetisi di komunitas ASEAN 2015, Merancang sebuah teknologi yang dapat digunakan masyarakat dengan nilai jual tinggi di kawasan ASEAN, Techno-preneur (berwirausaha dengan basis Sains-Teknologi) mengingat besarnya pasar ekonomi yang dibuka di komunitas ASEAN 2015 membuat kita punya peluang besar dalam berbisnis, dan tentunya memberikan sosialisasi,pencerdasan kepada masyarakat Indonesia akan isu Komunitas ASEAN 2015 serta mempersiapkan diri sendiri dan lingkungan untuk siap membawa Indonesia setara dengan Negara ASEAN lainnya, bersama-sama menjadi Negara sejahtera.

Referensi :
Anonim, ASEAN science & technology development:Medium-Term Programme, 1996-2000, ASEAN Secretary
Inayati, Ratna Shofia, “Menuju komunitas ASEAN 2015: dari state oriented kepeopleoriented”, 2007 ,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pusat Penelitian Politik
Koh Keng Lian, 2009, ASEAN Environmental, Law, Policyand Governance, World Scientfic Publishing.
R.Winarto, Rahmat Dwidkk, “Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ; Memperkuat Sinergi ASEAN di tengah kompetisi Global, 2008, Gramedia, Jakarta.
San Swee Hock,  ASEAN-China Economic Relations, 2007, ISEASPublishing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar