Membaca sepak terjang mahasiswa tentu tak bisa dilepaskan dengan karakter asasi yang mereka miliki. Di belahan daerah Indonesia manapun, mahasiswa tampil memukau sebagai ruh pembaharu dan memainkan narasi istimewa sejarah bangsa dari waktu ke waktu. Ya, mahasiswa Indonesia sejak kemunculannya senantiasa memberi respon terhadap problematika yang hadir di tengah masyarakat. Hal itulah yang kemudian memberangkatkan kami aktivis mahasiswa gadjah mada, untuk bergerak mengawal isu kepemimpinan nasional, khususnya Pemilihan Presiden 2014.
Selain sebagai satu upaya untuk memelihara semangat pergerakan mahasiswa di atas, “Buku Emas” karya Serikat Mahasiswa Kerakyatan (Semarak) UGM ini merupakan bentuk komitmen kami mempertahankan tradisi intelektual mahasiswa yang perlahan padam. Sebetulnya hasrat untuk membukukan tulisan aktivis mahasiswa gadjah mada, telah terwujud dalam beberapa kurun belakangan. Namun, hal itu tak menguncupkan semangat kami untuk menyajikan kompilasi gagasan sebab tema “sensitif” tahun ini; Pemilihan Presiden 2014. Agenda besar bangsa ini memang menjadi momen indah untuk menyuarakan dan terlibat ide secara intelektual ala aktivis mahasiswa, terhadap apa yang akan terjadi pada bangsa minimal lima tahun kedepan.
Relasi atas banyak hal di atas, buku ini menyajikan karya suntingan dengan beragam tajuk sektoral yang kami pilih dan kumpulkan. Sumber tulisan tak lain dipetik dari hasil tempat kami menyemai dan meninginternalisasi gagasan, baik diskusi publik maupun kajian bidang. Tulisan yang terkumpul merentang dalam waktu singkat, tidak lebih dari dua bulan. Itu yang kemudian membuat kami berkejar dengan waktu pada tahap perampungan-nya.
Akhirnya, seiring mobilitas negara yang tengah bersiap menyongsong fase baru melalui presiden baru pasca Pemilu 2014, adalah satu keniscayaan untuk semakin mengokohkan “iklim peduli” kepada masyarakat Indonesia melalui “Prakata” ini. Serta secara sederhana, kami berharap “Buku Emas” Semarak UGM mampu menjadi referensi siapapun presiden terpilih nanti dalam berbagai sektoral dan bidangnya. Dan tentunya menjalankan amanah sebagai “imam” negara sebagaimana solusi yang kami tawarkan dalam buku ini dan banyak pihak.
Yogyakarta, 3 Juli 2014
Serikat Mahasiswa Kerakyatan (Semarak) UGM
-Pandangan Pakar-
“Dalam hal JKN, perlu perbaikan secara mendasar dan sistimatis yang menyangkut: 1. Peran dan tata hubungan antar pemangku kepentingan utama yaitu BPJS, Presiden (Pemerintah/Kemkes), Dewan pengawas, pemberi pelayanan kesehatan (RS, Puskesmas, dokter dll), peserta dan daerah, 2. Kepesertaan terutama sektor informal harus diupayakan dengan pendekatan berbeda, 3. Penyempurnaan cara pembayaran pada fasilitas Kesehatan di sesuaikan dengan harga keekonomian, 4. Perbaikan proses monitoring dan evaluasi yang ketat melibatkan banyak pihak untuk menghindari fraud. 5. Peningkatan sosialisasi dan edukasi yang masif kesemua pihak.”
Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D
Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia
“Semangat akademik yang pantang menyerah dan berbasiskan pada kebebasan intelektual adalah kunci pembuka innovasi-innovasi baru. Ini akan membuka kemandirian yg sejati dalam swasembada bahan baku obat.”
Prof.UmarAnggara Jenie, Apt. M.Sc. Ph.D [Kepala LIPI (2002-2010)]
“Masalah pemerataan kesehatan saat ini menjadi poin penting dalam pembangunan kesehatan di Indonesia, khususnya dalam implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan pencapaian MDG’s. Diperlukan komitmen dan keseriusan pemerintah untuk menciptakan keadilan dan pemerataan kesegatan bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai amanah Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.”
Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes
Direktur Administrasi dan Keuangan di Gadjah Mada Medical Centre
Direktur Administrasi dan Keuangan di Gadjah Mada Medical Centre
Tidak ada komentar:
Posting Komentar