Masa
pembelajaran kami di marching for
boundary beasiswa aktivis nusantara pun
berakhir. Satu
bulan kami mendapatkan kesempatan belajar di desa sungai limau, sebatik tengah.
Mengajar anak TKI di sekolah tapal batas, membantu pengembangan desa berbasis
koperasi dan UMKM, meramaikan kegiatan di masjid, dsb. Hari ini Jumat 18
September 2015 kami mendapatkan kesempatan berkunjung ke Kota Tawau di negeri
Sabah Malaysia. Tawau, kota yang sering disebut oleh masyarakat sebatik sebagai
pasar utama penjualan komoditas hasil kebun dari sebatik, tujuan kami
berkunjung pun sekedar melihat potensi pasar sebagai target sasaran produksi
umkm desa sungai limau.
Rabu, 30 September 2015
Minggu, 20 September 2015
“Pembelajaran di Tapal Batas Negeri”
Saya bersama
Aryo (rekan saya di MFB Baktinusa) memulai
perjalanan dari Cengkareng di waktu shubuh, mengudara
sekitar 3 jam sampai lah kami di Kota Tarakan, kota dimana dalam sejarah
dikatakan sebagai tempat pertama kalinya jepang menginjakkan kaki di Indonesia.
Logat melayu menyambut kedatangan kami di kota ini, kami hanya sebentar disini
karena tujuan kami adalah Pulau Sebatik, tempat kami belajar mengabdi selama 1
bulan kedepan. Program Marching for
Boundary adalah program yang kami dapat sebagai fasilitas dari Beasiswa Aktivis
Nusantara, kami mempunya tugas belajar dan berbagi kepada masyarakat di
sebatik, nunukan, Kalimantan utara.
Langganan:
Postingan (Atom)